Latest News


More

Menelusuri TPS (Tempat Pembuangan Sperma) Bisnis Esek Di Samarinda Saat Ramadhan

Posted by : Rakatalenta on : Senin, 20 Juni 2016 0 comments
Rakatalenta
Terdapat pada: , , ,
Menelusuri TPS (Tempat Pembuangan Sperma) Bisnis Esek Di Samarinda Saat Ramadhan - Bulan Ramadan, tidak menyurutkan pekerja seks komersil (PSK) di Samarinda, Kalimantan Timur, tetap menjajakan diri demi mendapatkan rupiah. Urusan perut dan kebutuhan sehari-hari bagi mereka, tidak lagi bisa dibendung. Berikut kisahnya.

Minggu (19/6), waktu di jarum jam menunjukkan pukul 01.37 WITA. Di kawasan pusat pertokoan Citra Niaga di antaranya Jalan Niaga Timur dan Jalan Niaga Selatan, tidak kurang tujuh wanita berpakaian minim terlihat di temaramnya lampu penerang jalan.

Ada yang sembunyi malu-malu di pojokan ruko. Ada juga yang mejeng di pinggir jalan sambil mengisap dalam-dalam tembakau di tangan kanannya. Wewangian semerbak pun menusuk saraf, begitu menyengat. Cuaca dingin pagi ini, benar-benar terasa sengit. Sedikit was-was sambil sesekali diliput kekhawatiran.

"Cari kah mas?" sapa wanita itu, yang mengaku bernama Yanti.

Parasnya cantik. Tubuhnya semampai dengan rambut pendek sebahu. Tanpa malu, dia menawarkan jajanan diri dengan tarif bervariasi.

"Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu. Mainnya di hotel tapi mas. Habis main, balikin saya ke sini lagi," ujar Yanti, sambil membakar tembakaunya.

Wanita yang mengaku asal salah satu daerah di Jawa itu sempat mengajak mengobrol beberapa lama saatnya. Bahkan dia mengungkapkan alasan dia tetap menjajakan diri, meski di bulan Ramadan.

"Nggak bisa dibohongi mas. Lumayan mas, buat susu anak, buat makan. Kalau dapat (uang) cukup, bisa pulang kampung lebaran nanti," terang Yanti.

Obrolan terus berlanjut, manakala seorang rekannya lagi, ikut menghampiri, ikut nimbrung dalam perbincangan pagi ini. Yanti bercerita, menjalani pekerjaannya saat ini, disebabkan memang kebutuhan sehari-hari yang mesti terpenuhi.

"Iya, saya di sini dari jam 11 malam tadi. Sempat sekali ada dapat yang main tadi dengan saya, terus saya balik lagi ke sini," ucap Yanti.

"Mau gimana lagi mas. Kan di markas (lokalisasi) sudah ditutup. Terus kami juga perlu makan. Nggak mungkin mami terus biayai selain kita bisa usaha sendiri," kata rekan Yanti, Sania, menimpali.

Penampilan Sania, tidak kalah seksi pagi ini. Mereka berdua, memang khawatir sewaktu-waktu mereka bisa dirazia petugas Satpol PP, yang datang tiba-tiba. Apalagi, aktivitas mereka baru tahun ini nekat keluyuran di kawasan pertokoan Citra Niaga.

"Baru kali ini mas kita nongkrong di Citra. Puasaan tahun kemarin mana berani kita ke sini. Kita juga di sini sampai jam 3-an aja. Habis itu pulang, ya sahur," kata Yanti, enteng.

"Ya itu tadi, kalau uangnya cukup, bisa ntar buat pulang ke kampung. Kalau nggak cukup ya tetap di Samarinda," tambah Yanti.

Di pagi buta ini, terlihat dua pria bertubuh kekar, tampilan garang, seperti sedang mengawasi perbincangan sedari awal, sambil duduk di tunggangan masing-masing. Ternyata, kedua pria itu adalah tukang ojek, yang sejak awal Ramadan, jadi langganan antar jemput.

"Nggak apa-apa mas, itu tukang ojek. Jadi gimana mas, jadi beli (check in hotel). Saya turunin deh Rp 200 ribu," tawar Yanti ingin memastikan.

"Beneran ya mas, ditunggu lho ya. Bawa temannya," kata Sania.

Sekitar pukul 02.30 WITA, masih di kawasan yang sama, juga terlihat sejumlah waria, juga berpakaian minim. Sambil menempelkan ponsel di telinga, mereka tetap menggoda pemotor yang melintas di hadapan mereka.

Padahal memang, di bulan Ramadan tahun lalu, kawasan Citra Niaga yang dahulu pernah kesohor sebagai kawasan niaga berasitektur terbaik dunia peraih Aga Khan Award, nyaris tidak pernah terlihat wanita dan waria, menjajakan diri di pinggiran jalan, di emperan toko. Faktanya, alasan ekonomi, memaksa mereka tetap melakoni bisnis syahwat, meski mejeng di jalanan. (Merdeka)

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Tidak ada moderasi untuk komentar Anda.
Beri komentar yg baik, sopan sesuai kaidah EYD.
Komentar spam, sara, porno akan dihapus.
Perklik iklan dari jari Anda adalah amal baik.